-->

Ragukan Natal Yesus, Wanita Ini Akhirnya Masuk Islam

  

Allah telah memberikan manusia akal pikiran untuk digunakan dengan sebaik mungkin dan bisa membedakan mana yang benar serta mana yang salah. 




Itu juga yang dialami oleh seorang wanita bernama Febiana Kusuma Ariesta yang lahir dalam lingkungan keluarga Kristen taat. 




Ibunya merupakan seorang misionaris dan kakek neneknya merupakan aktivis gereja. Tak heran jika Febi sudah dididik ajaran nasrani sejak kecil.




“Opung saya laki-laki dan perempuan itu semua aktif di gereja. Dari merekalah saya mengenal kristen dan aktif di gereja. Sejak saat itu saya mulai aktif di kegiatan gereja, saat natal itu ada drama dan paduan suara,” ucapnya.




Ketika mengikuti drama dan rangkaian kisah kelahiran Yesus, hati dan akalnya mulai goyah sehingga ia pun memutuskan untuk mengkaji ulang kisah natal dalam Bibel. Dalam kitab Injil Lukas pasal 2 tertulis jelas bahwa pada saat kelahiran yesus, penggembala ternak berada di Padang Yudea.




“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada malam hari.”




Dari hasil kajiannya berdasarkan ilmu meteorologi dan geofisika diketahui bahwa wilayah Yudea saat tanggal 25 Desember adalah musim salju yang sangat dingin sehingga mustahil para penggembala membawa ternaknya di malam yang sangat dingin.




Febi kemudian berkesimpulan bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember karena tidak sesuai dengan apa yang ada dalam Bibel.




“Jadi buat saya ini tidak masuk akal. Sejak saat itu kehidupan saya mulai tidak tenang dan mulai mencari-cari keyakinan yang benar,” ungkapnya.




Sebelum dibaptis, Febi mendapatkan pendalaman iman yang salah satu doktrinnya terasa ganjil. Doktrin tersebut adalah inkarnasi Tuhan menjadi manusia Yesus untuk ditangkap, diolok-olok, disiksa, dicambuk, disesah, diludahi dan disalib hingga tewas mengenaskan di tiang salib (Markus 10:34).




Baginya hal tersebut sangat tidak wajar, mengapa Tuhan mau jadi manusia demi disiksa dan disalib. Jika memang Tuhan Maha Pengampun dan Pengasih, tentu bisa mengampuni dosa manusia tanpa harus melalui proses yang sadis tersebut.




Selanjutnya Febi pernah diajak ke Gua Maria Lourdes dan disuruh membaca Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13) yang isinya Yesus mengajarkan cara memanjatkan doa kepada Bapa yang ada di surga. Pikirannya pun semakin ragu dengan ajaran trinitas.




“Saya kemudian berpikir, sebenarnya Yesus itu siapa? Kok Yesus mengajarkan berdoa kepada Bapak yang ada di surga, Tuhan itu ada berapa?” tuturnya.




Semakin banyak ajaran Kristen yang ia dapat, semakin bertambah yakinlah keraguannya tentang trinitas. Salah satunya ketika Yesus dalam jelmaan manusia dicobai oleh Iblis yang jahat di padang gurun, sebagaimana dalam Matius 4:1-11. Hal tersebut bertentangan dengan surat Yakobus 1:13 bahwa Tuhan tidak dapat dicobai oleh yang jahat.




“Bibel mengisahkan Yesus yang penjelmaan Tuhan itu dicobai iblis. Kalau dia Tuhan kok bisa dia dicobai iblis yang Dia ciptakan sendiri. Itu yang membuat keyakinan saya bertambah bahwa agama Kristen ini tidak benar,” kata Febi.




Hidayah Islam Pun Datang




Dalam masa kebingungan dan keraguannya, ia mendapatkan hidayah Allah lewat pembantunya yang saat itu mengambil air wudhu dan menunaikan shalat.




Febi yang baru melihat aktivitas tersebut mempertanyakan kepada pembantunya dan dijawab bahwa ia sedang shalat dan berdoa. Saat ditanyakan tentang alasan harus berwudhu, pembantu itu menjawab bahwa ia harus dalam keadaan suci dan bersih untuk menghadap Tuhan yang Maha Suci.




Ucapan pembantu itu pun begitu berkesan dalam benak Febi dan akal pikirannya pun mengiyakan.




“Kalau mau bertemu orang penting seperti bos saja harus rapi dan bersih, masa mau menghadap Tuhan kita tidak bersih?” tanyanya.




Ia kemudian melihat bahwa 

BACA SELANJUTNYA...

0 Response to "Ragukan Natal Yesus, Wanita Ini Akhirnya Masuk Islam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel